UMKM di Indonesia memegang peranan vital dalam perekonomian, tapi apa yang membuat mereka sukses? Dalam sebuah obrolan yang penuh humor, Ignasius Untung membahas betapa pentingnya branding dalam mengangkat UMKM. Mari kita simak lebih lanjut!
Pengantar tentang UMKM di Indonesia
Ada 65 juta UMKM di Indonesia, itu berarti sekitar 25% dari total penduduk terlibat dalam UMKM. Namun, tantangan besar bagi UMKM adalah mencapai level atas. Mari kita bahas dengan gaya yang agak lucu!
UMKM dianggap sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia. Jika kita Googling jumlah UMKM di Indonesia, ternyata ada 65 juta. Artinya, sekitar 25% dari total penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta terlibat dalam UMKM. Dari 4,5 orang penduduk Indonesia, satu di antaranya adalah pelaku UMKM. Namun, sayangnya, meskipun jumlahnya banyak secara absolut, tapi persentase UMKM yang bisa sampai ke level atas itu enggak terlalu banyak. Berapa banyak UMKM yang sudah bisa ekspor atau diterima di pasar luar? Ternyata masih banyak yang berjuang tapi belum ketemu jalannya.
Ada yang bilang masalah modal, ada yang bilang akses pasar. Makanya banyak platform e-commerce juga diminta untuk ikutan support. Tapi sebenarnya, masalahnya enggak cuma itu. Banyak hal dasar yang sebenarnya butuh dibantu di sini. Dan kali ini, kita mau bahas gimana baiknya.
Halo, nama saya Ignasius Untung. Kalau kita ngomongin soal UMKM, kita harus lihat gimana sih UMKM bisa lebih berkembang. Benar bahwa banyak yang memuji produk UMKM kita, tapi kita enggak bahas soal produk karena ini spesifik, produk per produk, brand per brand yang akhirnya sulit untuk dibahas di sini secara normatif. Produknya harus ngerti apa pasar yang dituju, terus kualitasnya bagus, reliable, dan lain sebagainya. Tapi kita bahas dari sisi bisnis, terutama marketing.
Pertama-tama, area brand. Banyak yang berpikir bahwa brand ini enggak penting. Ah, udahlah, kita pikirin yang lain dulu. Padahal, ini penting banget, lho. Ini tentang seperti apa sih? Kita mau ngebangun apa yang kita jual ini benar-benar konsumen banget. Idealnya, beres dulu ini, baru kita ngomongin yang lain. Jadi, analoginya kalau kita mau bikin pesta di rumah, rumahnya menarik enggak, makanannya banyak enggak, rumahnya nyaman enggak, dan lain sebagainya. Baru habis itu, kita ngomongin gimana caranya kita bisa ngundang orang ke sini. Tapi kalau rumahnya udah enggak seru, udah enggak menarik, ya, kita mau tarik orang ke sini ini juga akhirnya enggak terlalu menarik. Ini juga mirip kayak produk, ya, dalam hal ini produk yang bikin konsumen datang, bangun daya tarik. Tapi ini lebih dari produk, ini apa ya? Produk tuh kan soal fungsional, soal value for money, gitu. Brand ini soal emosional juga, gitu. Ini soal bikin orang tertarik, gitu ya. Dan brand ini lebih dari produk, gitu.
Komponen dari brandnya apa sih, gimana sih untuk ningkatin brand, ya? Walaupun sebenarnya nanti detailnya ada di episode selanjutnya, gitu, ya. Tapi pertama adalah produk appearance, gitu. Jadi ada istilah kan, Don’t judge the book by its cover. Jangan nilai buku dari covernya. Walaupun dia agak ironis kalau kita ke toko buku, sebagian besar bukunya itu disegel, enggak bisa dibuka. Nah, terus gimana kita mau nilai buku ini bagus dari mana? Kalau bukunya disegel, yang kita bisa lihat cuma covernya doang, gitu. Ya, nah, tapi itu tadi, gitu, kita berusaha menilai sesuatu dari apa yang kita bisa nilai. Kita nilai makanan ini enak apa enggak, lihat dari bentuknya, kita nilai orang dari penampilannya, produk dari appearance-nya. Appearance-nya termasuk kemasan, gitu.
Selanjutnya, juga yang untuk ngedorong brand adalah apa, people, gitu. Belajar dari beberapa brand, gitu, Apple sama Starbucks nih, ini dua brand yang lumayan bagus, ya gitu. Yang baguslah, ya, bukan cuma lumayan gitu, ya. Dua-duanya punya konsistensi yang sama. Mereka punya pramuniaga yang PD-nya bagus, tidak over PD, tapi tidak apa, ya. Bukan kayak pelayan dalam tanda kutip, ya, gesture-nya, gitu. Starbucks bukan toko, bukan tukang bikin kopi, gitu, loh, tapi barista, gitu, penampilan dan gesture-nya tu PD seolah-olah sederajat sama konsumen, sehingga brandnya ikut keangkat, gitu. People sering kali kan jadi frontliner paling depan ngadapin konsumen, justru ini yang harusnya tidak boleh dikompromi, ini adalah wajahnya brand. Kalau orangnya enggak PD, penampilannya kucel, gesture-nya m
Pentingnya Branding dalam Kesuksesan UMKM
Selamat datang kembali di bagian kedua dari blog ini yang mengupas pentingnya branding dalam kesuksesan UMKM secara lucu! Mari kita teruskan perjalanan kita dengan penuh semangat dan canda tawa.
Peran Brand dalam Membangun Daya Tarik Produk
Siapa yang bilang brand itu nggak penting? Brand itu seperti bumbu dalam masakan, tanpa brand, produk jadi hambar. Bayangkan kalau produk itu adalah bintang film, brand adalah makeup artist-nya yang membuatnya bersinar di layar kaca. Jadi, jangan remehkan kekuatan brand dalam membangun daya tarik produk, ya!
Analogi Rumah dalam Memahami Brand
Brand itu seperti rumah yang harus menarik, nyaman, dan mengundang. Kalau rumahnya kumuh, berantakan, siapa yang mau datang? Begitu juga dengan brand, harus menarik perhatian, membuat konsumen penasaran, dan akhirnya ingin ‘masuk ke dalam rumah’ untuk mencoba produknya.
Perbedaan antara Produk dan Brand
Nah, ini nih yang seringkali bikin bingung. Produk itu seperti bahan baku, sedangkan brand itu adalah hasil jadi yang siap disajikan. Produk bisa bagus, tapi kalau brand-nya nggak diperhatikan, ya seperti makanan enak tanpa pemanis, kurang greget, kan?
Jadi, jangan lupakan pentingnya membedakan antara produk dan brand dalam membangun bisnis UMKM yang sukses. Ingat, brand itu bukan cuma sekadar label, tapi cerminan dari nilai-nilai dan emosi yang ingin disampaikan kepada konsumen.
Tips Kocak untuk Meningkatkan Brand Awareness UMKM
Dalam mengembangkan brand UMKM, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan serius, meskipun dalam suasana yang santai dan kocak. Ignasius Untung, seorang ahli dalam dunia marketing yang selalu penuh semangat, telah memberikan beberapa tips yang tidak hanya informatif tapi juga menghibur.
Komponen Brand yang Perlu Ditingkatkan
Salah satu hal yang penting dalam meningkatkan brand UMKM adalah memperhatikan komponen-komponen brand itu sendiri. Seperti halnya buku yang jangan dinilai dari sampulnya, namun pada kenyataannya, penampilan produk sangat mempengaruhi persepsi konsumen. Jadi, pastikan produk UMKM memiliki penampilan yang menarik, kemasan yang sesuai, dan presentasi yang menggoda. Ingat, penampilan bisa menjadi faktor penentu kesuksesan sebuah brand, seperti halnya Hyundai dan Kia yang berhasil meningkatkan penjualan dengan desain yang lebih menarik.
Peran Appearance Produk dalam Branding
Tak bisa dipungkiri, penampilan produk memegang peranan penting dalam proses branding. Jika kita bisa membuat produk terlihat menarik, maka daya tarik produk tersebut juga akan meningkat. Sebagaimana yang dilakukan oleh Apple, yang selalu menjaga desain produknya agar terlihat premium dan menarik. Jadi, jangan ragu untuk berinvestasi dalam desain produk dan kemasan yang menarik agar brand UMKM bisa bersaing dengan lebih baik di pasaran.
Pentingnya People dalam Mewujudkan Brand yang Sukses
Selain penampilan produk, faktor lain yang tak kalah penting adalah people. Dalam hal ini, orang-orang di balik brand UMKM memegang peranan penting dalam membangun citra brand yang sukses. Seperti yang dilakukan oleh Apple dan Starbucks, konsistensi dalam pelayanan dan penampilan karyawan bisa membuat brand terlihat lebih profesional dan menarik. Jadi, pastikan tim Anda selalu PD dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.
Kesimpulan
Dari tips-tips kocak Ignasius Untung di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan brand awareness UMKM, penting untuk memperhatikan komponen brand, penampilan produk, dan orang-orang di dalamnya. Dengan sentuhan kocak dan penuh semangat, Anda bisa membuat brand UMKM menjadi lebih dikenal dan diminati oleh konsumen. Jadi, jangan ragu untuk berinovasi dan berkreasi dalam membangun brand yang sukses!
Dari kisah lucu Ignasius Untung, kita belajar bahwa branding bukan hanya soal produk, tapi juga tentang bagaimana kita membangun daya tarik dan citra positif bagi konsumen. Dengan pendekatan yang kreatif dan menghibur, UMKM di Indonesia bisa meraih kesuksesan yang lebih besar melalui branding yang bikin tertawa!